Pengikut

27 Julai 2004

sendiri

penantian itu menyiksakan..
tapi bila dihiasi kerinduan..
itu lebih mengecewakan..
apa lagi yang diharapkan..
pada satu jalan percintaan..
yang tiap kali menyasarkan..
dari asal awal tujuan..

kedukaan itu memilukan..
termenung sendirian..
pada tiap ratapan..
ada sendu yang menghibakan..
ada kisah yang disembunyikan..
mana mungkin ia kudengarkan..
biar saja ia berlalu bersama salju..
dimusim ini..
read more "sendiri"

16 Julai 2004

..belum ada tajuk..

sembilu halus menancap kemas,
tusukannya lewat satu memori,
aku ingin mencabutnya,
cuma aku tidak sampai hati,
kerana sembilu ini yang mengingatkan aku,
perihnya bila terluka..

seperti tasik yang tidak ada air,
begitu malam larut lilin cair,
anehnya malam ini?
hujan tidak ada, angin tidak ada,
tapi suasana begitu dingin?

celahan hati itu ada lobang,
sang sembilu walau halus.. bila menusuk lukanya dalam,
sakitnya dimana? aku sudah lali..
sendu menerjah dari celahan lobang hati,
kerana itu..
hati jadi begitu dingin,
biarpun malam ini damai.

semilir jadi taufan,
berpilin menjejak tiap inci tubuh,
menggapai, terkapai..
gemalai sang duka membelai,
pergi jauh sang duka,
aku tidak ingin pada candamu.

mana dia sang cinta,
ada malaikat bahkan menyahut,
"cinta bukan milikmu,
untukmu hanya perasaan,
sepertinya harta bukan milikmu,
untukmu cuma rezeki".


Fansuri: akan ada satu ketika, dimana jiwa itu jenuh, kerana harapan yang terputus sebelum disambung..

read more "..belum ada tajuk.."

duka

sang duka menyapa aku,
sampaikan salam sendu dari Tuhannya,
dia datang bersama dewa cinta,
tapi sayang.. aku bukan dewinya.

sang duka menasihatiku,
halaukan malaikatmu!
katanya, biar hatimu dimakan aku..
sebab ini taqdir yang kau pilih.

-epilog-
aku cuma bisa berkarya,
saat sang duka jadi temanku,
mohon pergi wahai sang duka,
kau merosak jiwaku,
kau mencuri penglihatanku,
kau halangi ibadahku,

sang duka...
mungkinkah aku adalah kau,
dan kau adalah aku?
read more "duka"

tujuh unsur cinta

air..
jangan terlalu deras,
nanti aku hanyut,
aku belum puas,
meneguk madu dari tasikmu,
tolong alirkan rasa ini,
biar bebas dilautan sana.

pasir..
butiranmu tidak terkira,
tolong kisahkan lara ini,
tapi jangan sampai dia nampak,
kau yang ku genggam,
terungkai lewat jemariku.

gunung..
kau kalah,
biarpun tinggi mana bukitmu,
cintaku padaNya dan padanya,
lebih tinggi dari bonggolmu.

awan..
tolong iringi aku,
bersama takdirku pulang padanya,
aku tidah betah tinggal disini,
aku ingin lari,
bersama tompokmu ke langit tinggi,
dimana aku tidak lagi disakiti.

tanah..
aku jadi dari kamu, bakal kembali pada kamu,
kamu lebih tahu,
bahawa sedalam mana dirimu,
yang ku 'ada' lebih dalam.

angin..
minta pada bayumu,
titipkan padanya aku rindu,
hanya kau yang tahu,
setiap hela nafas ini,
ada namaNya dan namanya..
kerna lidahku kelu,
tidak bisa berkisah saat itu.

bulan!!
hampir aku terlupa padamu kerna sang rawan,
boleh tolong ndak?
tolong limpahkan cahayamu padanya,
kacakan diriku lewat sinarmu,
saat dia melihatmu,
saat aku melihatmu,

satu detik..
"saya senang melihat dirimu, dan melihat diriku terkaca didalamnya"
read more "tujuh unsur cinta"

12 Julai 2004

selamat datang

saat aku peroleh lara,
dalam makna duka,
tak pedulikan semua angkara,
hanya satu buah titah,
terlalu banyak hiba kan binasa...

mata kelam, lidah kelu..
dengan hanya satu tatap,
semuanya ranap.

seperti bintang di balik awan,
wujudnya ada, terkadang tiada.

seperti tanyaku kepada sukma,
mengasak raga,
jerih payah selama ini,
tak berarti.

kenapa?
mengapa?
untuk apa?
bagaimana?

benarkah......

kata orang gembira selalu curang,
duka itu lebih setia.

kata orang jatuh itu cepat,
tapi bangkit itu lambat.

kataku,
"duka itu semusim, bangkit itu resam"
"aku akan gigih, meski harus bertatih"

Selamat tinggal malam yang hiba...
Selamat datang pagi yang ceria...
Selamat bercanda ditengah hari...
Sebelum duka di sore nanti...


Fansuri: lelaplah wahai sepasang mata.. pejam erat duhai kelopak...

read more "selamat datang"

tidak akan

selamat datang pagi ceria,
semoga tiada lagi hiba,
selamat bercanda ditengah hari,
siapa tahu.. duka bertandang disore nanti..

selamat tinggal pada sang bulan,
hari ini mentari ada,
walau datangnya sekejap cuma,
ditutup oleh kejam sang awan..

tenang hari burung berkicau,
angin bertiup tak ada yang kacau,
diduga aku tak akan walah,
pantang aku menyerah kalah..

jatuh ku cepat, bangkit ku wajib,
sudah adat sunnah al-hayah,
imajinasi tak akan jadi naqib,
hatta tersungkur tak akan aku goyah..



read more "tidak akan"

test

testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing testing
 

Copyright © 2009 by Kias Fansuri