saat aku peroleh lara,
dalam makna duka,
tak pedulikan semua angkara,
hanya satu buah titah,
terlalu banyak hiba kan binasa...
mata kelam, lidah kelu..
dengan hanya satu tatap,
semuanya ranap.
seperti bintang di balik awan,
wujudnya ada, terkadang tiada.
seperti tanyaku kepada sukma,
mengasak raga,
jerih payah selama ini,
tak berarti.
kenapa?
mengapa?
untuk apa?
bagaimana?
benarkah......
kata orang gembira selalu curang,
duka itu lebih setia.
kata orang jatuh itu cepat,
tapi bangkit itu lambat.
kataku,
"duka itu semusim, bangkit itu resam"
"aku akan gigih, meski harus bertatih"
Selamat tinggal malam yang hiba...
Selamat datang pagi yang ceria...
Selamat bercanda ditengah hari...
Sebelum duka di sore nanti...
Fansuri: lelaplah wahai sepasang mata.. pejam erat duhai kelopak...
dalam makna duka,
tak pedulikan semua angkara,
hanya satu buah titah,
terlalu banyak hiba kan binasa...
mata kelam, lidah kelu..
dengan hanya satu tatap,
semuanya ranap.
seperti bintang di balik awan,
wujudnya ada, terkadang tiada.
seperti tanyaku kepada sukma,
mengasak raga,
jerih payah selama ini,
tak berarti.
kenapa?
mengapa?
untuk apa?
bagaimana?
benarkah......
kata orang gembira selalu curang,
duka itu lebih setia.
kata orang jatuh itu cepat,
tapi bangkit itu lambat.
kataku,
"duka itu semusim, bangkit itu resam"
"aku akan gigih, meski harus bertatih"
Selamat tinggal malam yang hiba...
Selamat datang pagi yang ceria...
Selamat bercanda ditengah hari...
Sebelum duka di sore nanti...
Fansuri: lelaplah wahai sepasang mata.. pejam erat duhai kelopak...
Comments :
0 ulasan to “selamat datang”
Catat Ulasan